Iman Herdiana - Okezone
BANDUNG -Terorisme di Indonesia disinyalir merekrut
generasi muda untuk menjalankan aksinya. Untuk itu diperlukan upaya
membentengi diri agar tindakan tersebut merembet.
Ketua Dewan Pembina Pramuka Jawa Barat (Jabar) yang juga Wakil Gubernur Dede Yusuf, menyatakan gerakan Pramuka berpotensi bisa meredam rekruitmen yang dilakukan teroris.
"Poin penting gerakan Pramuka, kita arahkan anak muda pada posisi yang benar sehingga kreativitasnya terakomodir. Maka tidak akan ada tawuran kejahatan atau direkrut teroris," kata Dede Yusuf usai Peringatan Hari Pramuka ke-51 Tingkat Jabar di Lapangan Gasibu, Bandung, Selasa (25/9/2012).
Menurutnya, anak muda tidak boleh dilarang atau dibatasi. Sebaiknya, biarkan saja anak muda tumbuh bebas dengan kreatiitasnya. Di saat itulah, pihak orangtua maupun pemerintah menyediakan posisi atau tempat untuk aktivitas anak muda.
"Lewat Pramuka, anak-anak ini dilatih sejak sejak dini, diajari cinta bangsa, terus hingga SMP, SMA, dan mahasiswa. Nantinya jadi ada benang merah atau rantai komando bahwa yang mereka perjuangkan NKRI," katanya.
Misalnya di Pramuka Jabar, ada anggota yang berasal dari pondok pesantren (Ponpes) Salafiyah. Sehari-hari para santri Ponpes tersebut memang belajar agama, "Tetapi dengan Pramuka mereka dikenalkan juga terhadap cinta NKRI dan Pancasila," ujarnya. (ris)
Ketua Dewan Pembina Pramuka Jawa Barat (Jabar) yang juga Wakil Gubernur Dede Yusuf, menyatakan gerakan Pramuka berpotensi bisa meredam rekruitmen yang dilakukan teroris.
"Poin penting gerakan Pramuka, kita arahkan anak muda pada posisi yang benar sehingga kreativitasnya terakomodir. Maka tidak akan ada tawuran kejahatan atau direkrut teroris," kata Dede Yusuf usai Peringatan Hari Pramuka ke-51 Tingkat Jabar di Lapangan Gasibu, Bandung, Selasa (25/9/2012).
Menurutnya, anak muda tidak boleh dilarang atau dibatasi. Sebaiknya, biarkan saja anak muda tumbuh bebas dengan kreatiitasnya. Di saat itulah, pihak orangtua maupun pemerintah menyediakan posisi atau tempat untuk aktivitas anak muda.
"Lewat Pramuka, anak-anak ini dilatih sejak sejak dini, diajari cinta bangsa, terus hingga SMP, SMA, dan mahasiswa. Nantinya jadi ada benang merah atau rantai komando bahwa yang mereka perjuangkan NKRI," katanya.
Misalnya di Pramuka Jabar, ada anggota yang berasal dari pondok pesantren (Ponpes) Salafiyah. Sehari-hari para santri Ponpes tersebut memang belajar agama, "Tetapi dengan Pramuka mereka dikenalkan juga terhadap cinta NKRI dan Pancasila," ujarnya. (ris)
Sumber okezone.com