Saturday 24 September 2011

Galery Foto Jamran Klari






Pembukaan Perkemahan JAMRAN Kwartir Ranting Klari

Akhirnya Jambore Ranting Kwaran Klari di buka secara resmi dan simbolis oleh Ketua Majelis Pembimbing Ranting yang merangkap sebagai Camat Klari,yaitu Kak H.Dede Sugiman di Bumi Perkemahan Kampung Sembang Desa Belendung.

Upacara pembukaan Jamran tersebut berlangsung sore hari ketika seluruh peserta Perkemahan Jamran telah mendirikan tenda dan menyelesaikan administrasi perkemahan.Upacara tersebut dipimpin oleh Pramuka Penggalang Putri pewakilan dari SMPN 3 Klari yang telah mewakili Kwaran Klari dalam Jambore Nasional yang berlangsung di Teluk-Gelam Oki Sematera Selatan.Selain di hadiri oleh jajran pengurus Kwartir Ranting Klari,upacara pembukaan ini juga di hadiri perwakilan dari Polsek Klari,Koramil klari,Kepala Desa Belendung dan para Stafnya.

Dalam amanatnya Pembina Upacara menyampaikan rasa bangga kepada Organisasi Pramuka khususnya yang ada di wilayah Kwartir Ranting Klari.Karena dalam acara Perkemahan Jamran ini penuh dengan kegiatan yang mendidik moral dan ahlak yang berbasis pada keagamaan.Serta tidak lepas dari ciri khas kepramukaan yang memadukan pendidikan dengan permainan yang merangsang kreativitas anggota muda Pramuka.

Perkemahan Jambore ranting Klari sendiri rencananya berlangsung dari tangal 23 sampai 25 September 2011.Perkemahan ini dalam rangka memperingati Ulang Tahun Emas Gerakan Pramuka yang tepetnya pada tanggal 14 Agustus 2011.Dalam perkemahan ini di ikuti oleh 52 Gugus Depan SD/MI,SMP/MT's sewilayah Kwartir ranting Klari.Dan Jumlah peserta Jambore Ranting Klari 1200 anggota Pramuka Penggalang.Panitia sendiri dari unsur Kwaran dibantu oleh 40 Anggota DKR Klari yang Baru terbentuk setelah Musppanitera dan baru di kukuhkan pada malam pertama perkemahan ini.Dan semoga Dewan Kerja Ranting Klari yang baru ini bisa menjalankan tugasnya dengan baik sampai akhir massa periode.

Sunday 11 September 2011

Pemain Film 5 Elang Tak Semua Ikut Pramuka

Sutradara Rudi Soedjarwo kembali menghadirkan sebuah film dengan kisah persahabatan. Setelah film 9 Naga, bersama Shanty Harmayn, Salman Aristo, Kemal Arsjad, yang bertindak sebagai produser, ia menyuguhkan kisah itu lewat film 5 Elang.

Alkisah, Baron, bocah asal Metropolitan itu, sangat kesal ketika harus mengikuti orangtuanya, yang ditugaskan ke Kalimantan Timur. Keputusan itu membuatnya menutup diri.

Namun, karena suatu hal ia pun diminta pihak sekolah untuk ikut ambil bagian dalam sebuah kegiatan kepramukaan. Awalnya, ia tak begiu tertarik dan memilih permainan balap mobil-mobilan RC (rally car) sebagai mainan utamanya, kini mulai dia tinggalkan. Dari kegiatan itu, ternyata ia bisa menemukan sahabat baru dan berpetualang bersama menggali ide kreatif melebih dari hanya sekadar asyik sendiri memegang remote control. Petualangan demi petualangan yang memacu adrenalin bocah-bocah hadir di acara kegiatan perkemahan itu disuguhkan Rudi begitu apik.

Film bergenre keluarga produksi SBO Films bekerjasama dengan KG (Kompas Gramedia) Production, Majalah Bobo, Indika Picture, dan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka ini rencana tayang serentak di seluruh bioskop Indonesia mulai 25 Agustus 2011. Grup 5 Elang memang kompak, tak hanya saat produksi film, namun juga dalam kehidupan sehari-hari. 

Dari kelima elang--Christoffer Nelwan (Baron), Iqbaal Dhiafakhri Ramadhan (Rusdi), Teuku Rizky Muhammad (Anton), Bastian Bintang Simbolon (Aldi), dan Monica Sayangbati (Sindai)--hanya Monica yang sebelumnya pernah mengenyam proses shooting. Keempat sisanya baru pertama kali ini lewat film 5 Elang beradu akting.

Kelimanya masih anak-anak, mengenyam pendidikan sekolah dari SD sampai SMP. Masihkah Anda ingat, ketika zaman-zamannya duduk di bangku SD-SMP dulu, setidaknya kegiatan pramuka merupakan salah satu aktivitas yang wajib dilakukan, berbeda dengan sekarang. 

"Jujur saya belum pernah, sekolah memang nggak ada pramukanya. Sempet nggak tahu ada pramuka, he-he-he," papar Christoffer, saat jumpa pers di kawasan Thamrin, Jakarta, beberapa saat lalu.
Begitu pula dengan Monica yang menjawab serupa dengan Christoffer. "Jujur, memang ikut pramuka di sekolah," lanjut Iqbaal yang berperan sebagai Rusdi, si maniak pramuka. 

Berlainan dengan Christoffer dan Monica, Iqbaal bersama dengan Teuku mengikuti kegiatan pramuka secara rutin di sekolahnya. Namun tidak dengan Bastian, meski di sekolah ada pramuka, dirinya dengan polos menerangkan, "Latihan di sekolahnya suka nggak ikut, he-he-he". 

Pengakuan-pengakuan seperti inilah menjadi cikal-bakal pengelolaan hidup-mati pramuka di masa mendatang. Seperti dikatakan oleh Kodrat Pramudho, Wakil Ketua Kwarnas Pramuka Bidang Humas dan Informatika, peringatan usia emas gerakan pramuka disatukan oleh Soekarno tahun 2011 ini seolah mendapat kenyataan dilematis perihal eksistensi pramuka. 

Meski sekarang anggota pramuka di Indonesia terbanyak di dunia, sebanyak 22 juta orang, apakah benar semangat berpramuka seindah dengan jutaan angka pengikutnya? "Karenanya lewat film ini, harapannya pramuka menjadi semakin mandiri. Dalam rangka lima puluh tahun, semoga pramuka semakin dipahami betul oleh masyarakat.

Gerakan pramuka mendidik kaum muda berkarakter, cinta tanah air, berketerampilan," tutur Kak Kodrat. "Pramuka ternyata nggak sebosan yang dibayangkan. Pramuka juga bersosialisasi juga," timpal Christoffer yang mengaku bahwa dirinya baru pertama kali terlibat pramuka saat shooting film 5 Elang.

Bahkan, Bastian yang jarang ikut pramuka di sekolahnya meresponnya balik dengan celetukan, "Pramuka itu lebih seru daripada facebook-an". Pendidikan pramuka memang mendapatkan tantangan besar di usia emasnya berkaitan dengan eksistensinya.

Padahal, pramuka sendiri sudah ada cikal bakalnya di Indonesia hampir seratus tahun lalu ketika pertama ada di tahun 1912. Pramuka memang tak seasyik menjadi populer lewat facebook, twitter atau wadah kontak sosial di ruang maya lainnya. Tapi, lewat pramuka, wadah ruang gerak ranah sosial menjadi lebih terbuka berupa kontak antarmanusia secara langsung dengan mengedepankan pendidikan berkarakter (kejujuran, kerjasama tim, berorganisasi, empati, pengorbanan), dan berketrampilan (menuangkan ide kreatif melalui materi objek), plus cinta tanah air (lebih peka terhadap beragam permasalahan sosial di lingkungan sekitar). (sumber: pramukamandiri.com)

Lintas Racana, Mahasiswa yang Cinta Pramuka

Jakarta: Jangan dikira Pramuka hanya menjadi kegiatan ekstrakurikuler bagi para siswa di SD ataupun SMP. Para mahasiswa pun masih ada yang gandrung mengikuti kegiatan ini. Tak percaya? Yang pasti kegiatan yang dijalani memang dengan konsep yang berbeda.

Nama organisasi kepramukaan yang digagas mahasiswa ini bernama Racana yang berdiri pada tahun 2005. Pada awalnya, Racana digagas oleh para anggota Pramuka dalam Saka Bhayangkara.
Keprihatinan melihat pramuka tidak berkembang di tingkatan mahasiswa membuat wakil dari lima universitas berinisiatif untuk membentuk Lintas Racana. 

Menurut Vera, salah satu pengagas Lintas Racana, mereka mempunyai cara unik untuk mempromosikan komunitas ini yaitu dengan informasi dari mulut ke mulut. Para anggota menghubungi anggota Pramuka di berbagai kampus, lalu mengajak mereka untuk membuat Racana di kampusnya. 
"Hingga akhirnya dalam kurun waktu satu tahun berhasil mengumpulkan 17 universitas untuk ikut masuk dalam organisasi ini," jelasnya.

Vera mengatakan, dasar terbentuknya organisasi ini karena adanya keinginan membentuk komunitas dan saling berbagi. "Kami menyesuaikan kebutuhan anak muda yang butuh sebuah wadah untuk nongkrong. Tapi memiliki nilai tambah karena diajarkan beberapa keahlian," paparnya. 
Menurut alumni Universitas Bung Karno ini, banyak keahlian yang diberikan kepada anggota melalu Kesatuan Karya (Saka). 

"Di Pramuka ada beberapa Saka yang dikenal, misalnya saja Saka Bhayangkara yang bekerjasama dengan Polri, Saka Bahari yang berkerjasama dengan Angkatan Laut, Saka Dirgantara yang bekerjasama dengan Angkatan Udara, dan masih ada lima Saka lainnya," jelasnya.
Dari Saka tersebut, para mahasiswa bisa mendapatkan keahlian yang lain, tidak hanya nongkrong atau sekedar hangout," tambahnya. 

Hingga saat ini, anggota Lintas Racana sudah tercatat ratusan orang. Uniknya, mereka tidak terikat dengan kegiatan organisasi. "Kami tidak ingin mengikat, karena walau bagaimana pun kuliah tetap nomor satu. Ketika ada anggota yang terbentur jadwalnya dengan kegiatan perkuliahan, maka kami akan meminta mereka mendahulukan kuliahnya terlebih dahulu," katanya. 

Salah satu anggota yang tergabung dalam Lintas Racana adalah Anisa Irnawati dari Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang sudah aktif sejak awal tahun 2011. Ia merasakan bahwa dengan mengikuti kegiatan seperti ini dapat menambah jaringan dan menyambung silaturahim. 

"Anggota Lintas Racana sudah banyak. Bahkan ada anggota yang dari Medan dan Ambon, membuat kami menambah teman. Selain itu, kegiatan Lintas Racana sangat menyenangkan. tidak ada paksaan sehingga kami enjoy dalam menjalankan tugas," jelas mahasiswi jurusan Jurnalistik angkatan 2010 ini. 
Tak hanya Anisa, tetapi ratusan mahasiswa lain juga merasakan hal yang sama. Bahkan, menurut Vera, saat ini sudah banyak Pramuka di universitas yang ingin menjadi anggota Lintas Racana. 

"Tapi, kami tak menutup kemungkinan untuk merekrut orang-orang yang ingin masuk di Lintas Racana tanpa melalui organisasi Pramuka di universitasnya. Jadi, kami siap menerima individu yang ingin belajar lebih dalam tentang Pramuka," tandasnya. (sumber:kompas.com)

Angklung Tampil di Jambore Pramuka Dunia

KRISTIANSTAD, KOMPAS.com - Angklung, alat musik bambu asli Indonesia warisan dunia tak benda yang diakui Unesco mendapat perhatian yang cukup baik selama pelaksanaan Jambore Pramuka Dunia Ke-22. Penampilan angklung yang dibawakan kontingen Pramuka Indonesia, khususnya dari Jawa Barat, bahkan diminta untuk tampil di restoran Inggris yang dibuka di Bumi Perkemahan Rinkaby, Kristianstad, Swedia, Kamis (4/8/2011).

Permainan musik angklung dengan menampilkan lagu I Have a Dream, lagu tradisional Jawa Barat, dan lagu Jambore Pramuka Dunia ke-22, mampu mencuri perhatian pengunjung di restoran inggris yang termasuk restoran besar di lokasi bumi perkemahan. Inggris tidak asing dengan angklung, karena pada pelaksanaan Jambore Pramuka Dunia Ke-21 di London, Inggris yang sekaligus memperingati 100 tahun gerakan pramuka di dunia, Kontingen Pramuka Indonesia diminta main dalam acara penutupan jambore.


Latihan bermain angklung yang dibuka di stan pameran kontingen Pramuka Indonesia, juga cukup menarik perhatian anggota pramuka pelajar dan dewasa. Mereka diperkenalkan dengan pembuatan angklung, hingga memainkan angklung yang dipraktekkan secara langsung, baik secara sendiri maupun berkelompok.

Duta Indra Siregar, Kepala Subdirektorat Nilai Luhur, Direktorat Pembangunan Karakter Bangsa, Ditjen Nilai Budaya, Seni, dan Film, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, mengatakan, warisan-warisan budaya tak benda asli Indonesia yang sudah diakui dunia harus terus disosialisasikan. Ajang Jambore Pramuka Dunia dinilai sebagai peluang yang baik, untuk memperkenalkan keragaman budaya bangsa Indonesia.

"Terutama angklung dan batik, memang mendapat perhatian yang cukup besar. Rasanya tidak sulit untuk terus emmperkenalkan angklung dan batik ke dunia, karena di Jambore Pramuka yang diikuti 150 negara ini, budaya Indonesia cukup direspon baik. Apalgi dalam seni musik angklung, banyak nilai-nilai luhur yang mendunia. Di dalam bermain angklung bisa menciptakan persahabatan dan kebersamaan," jelas Duta.

Pengunjung-pengunjung dari berbagai negara diajak untuk membuat kelompok kecil yang siap bermain angklung. Tiap orang diberi angklung sesuai nada yang harus dimainkan.
Rina, pengajar angklung dengan sabar mempraktekkan cara bermain angklung sesuai dengan nada lagu.

"Bahkan, banyak yang berkali-kali datang untuk mengulang belajar main angklung," kata Rina.

Sumber kompas.com